Bijak dan Cerdas Bersosmed Yuk


“Hey, watch your words!" Saya sering banget menerima postingan dan komentar "kotor" di Facebook dulu, sampai akhirnya saya tinggalkan media sosial yang sudah menemani saya puluhan tahun itu.

Padahal dulu saya paling suka bersosial media. Banyak yang saya ikuti, mulai dari Friendster, mIRC, Facebook, Twitter, Plurk, MySpace, Path, Yahoo Messanger, dan Instagram. Apa lagi ya sampai lupa.. wkwkwk..

Gegara "sampah-sampah" di Facebook itu Saya sempat trauma pakai media sosial. Padahal bukan salah media sosialnya. Tapi sebagian besar mungkin salah Saya sendiri, yang kurang bijak dan cerdas menerima terpaan gelombang medsos.

Ada yang posting for atau video pornografi, Ada yang posting status-status horor, hoax, galau tingkat dewa, marah-marah, atau bahkan melecehkan saya dengan kata-kata. Yang parahnya sebagian besar saya nggak kenal orangnya. Haduuuh.. Saya pengen banget nutup, tapi banyak akun teman di situ. Akhirnya, ya sudah saya biarkan saja.

Tapi itu dulu. Sekarang saya perlahan bangkit lagi. Media sosial memang harus diperlakukan dengan bijak agar memberi efek yang baik untuk penggunanya. Sekarang Saya pun kembali menggunakan Facebook, dengan lebih hati-hati dan selektif dalam memilih teman tentunya.

Dan Saya doyan banget Instagram (IG). Dari awal saya merasa cocok karena IG "bermain" di foto. How I love photography! Dan kecintaan saya pada dunia fotografi ternyata jauh melebihi dari sekadar memajang status di medsos.

Cuuss lanjuut.. Saya mulai asik ber-IG. Saya menganggap IG adalah wadah yang pas untuk menyimpan karya saya. Follower dan comment tidak terlalu saya pikirkan.

Tapi seiring berjalannya waktu saya baru sadar, fungsi IG lebih dari sekadar tempat simpan foto. Wkwkwk.. telaat banget nyadarnya. Lewat IG Saya bertemu dengan banyak pegiat foto, blogger, dan sederetan kalangan dari berbagai profesi yang nggak kalah menarik.

Saya suka banget dengan mereka yang mengunggah postingan inspiratif dan motivatif. Positif, berisi, yang sangat baik untuk asupan otak dan hati. Bukan hoax atau postingan yang bikin naik darah lho yaa..

Sosmed, ngafe, dan ngopi, perpaduan yang paaas..hahaha..

Dari berbagai pengalaman saya dengan media sosial ini, ada beberapa hal yang saya pelajari :

1. Pengguna sosial media harus cerdas dan bijak dalam memilih hal yang akan diposting dan menyeleksi follower, agar memberikan dampak postif bagi penggunanya.

2. Posting sesuatu yang baik dengan cara yang positif, Bahasa yang santun, sopan, tidak menyinggung perasaan orang lain. Please stop bullying, body shaming, dll.

3. Kalau pengin posting tentang perlakuan buruk seseorang, lembaga, atau apapun lebih baik pikirkan lagi deh ya. Saya sarankan kita lapor polisi. Hati-hati, salah tindakan bisa kita yang digugat.

4.Jika tidak suka terhadap postingan atau komentar orang, Dan Kita tidak bisa membalas dengan ucapan yang baik, maka saya sarankan untuk diamkan saja. Trust me, julid cuma bikin kita capek dan ngos-ngosan karena emosi.

5. Carilah teman di sosmed yang jelas asal usulnya. Lihat baik-baik profilnya, sebelum approve permintaan berteman, waspadai akun bodong, atau para penjahat cyber. Kalau Saya nggak yakin saya akan bertanya pada orang yang saya percaya untuk second opinion.

6. Anak saya yang masih balita belum bersosmed. Kami baru sebatas memperkenalkan gadget, itupun dalam penggunaannya dia selalu didampingi.

7. Ehmm.. last but not least, hati-hati addicted to sosmed, jangan lupa sama ibadah dan keluarga. Lagian kebanyakan scroll bikin jempol Anda bengkak lho.. wuehehehe






Comments