TERJANGKAU- Dengan harga yang terjangkau, kita bisa dapat
kamar senyaman ini.
Tak seperti hotel lain di Medan yang senang berkumpul dalam
satu lokasi, Jangga House Bed and Breakfast lebih senang menyendiri dari
keramaian. Tepatnya di tengah perkampungan. Hotel ini terletak di Jalan Sei
Tuan, sekitar 100 meter dari depan Jalan besar, Jalan Darussalam di bilangan
Medan Baru.
Dari luar bangunan lantai dua itu memang nggak kelihatan
seperti hotel, tulisan yang menempel di dinding tertutup rimbunnya pohon.
Sekali melintas, saya pikir bangunan itu memang cuma kantor biasa, karena saya
melihat beberapa orang satpam berpakaian safari yang biasa nongkrong di pos
satpam depan.
Beberapa kali melintas, baru saya sadar bahwa bangunan itu
bangunan hotel. Dan seperti yag ditulis dalam taglinenya, it really is
"set as four stars hotel". Cozy n luxurious. Itu anggapan saya saat
saya mencoba menginap untuk sekadar melepas lelah setelah bekerja di minggu
yang padat. Padahal cuma di kamar standard, kamar paling murah yang dibanderol
Rp 295 ribu.
Kamar standard itu pun biasa layaknya seperti kebanyakan
kamar hotel. Double bed plus sebuah televisi 21 inch, dan AC yang bikin nyaman.
Di dalam kamar mandi disediakan semua peralatan mandi plus shower yang air
dingin dan panas. Usai check in, tamu hotel disuguhi minuman juice terong
belanda atau tomat. Ini berlaku untuk semua jenis ruangan. Standard, superior,
delux, dan suite.
Tapi yang bikin nyaman adalah suasana hotel yang jauh dari
kebisingan kendaraan di jalan raya. Dilengkapi wi fi, kamar ini menjadi sangat
inspiratif untuk tukang nulis seperti saya. Dan tentunya memberi kenyamanan
ekstra buat yang kecapekan berat dan butuh tidur panjang.
Pagi harinya, saat saya beranjak untuk sarapan, surprise,
surprise.. Sebuah kolam renang berukuran 40 x 10 meter terhampar di sisi
restoran. Hmm.. nyesal juga nggak tahu tentang kolam ini sejak malam. Kalau nggak,
saya pasti sudah menceburkan diri dan bermain air di kolam sebelum tidur.
Satu yang bikin nyaman juga adalah desain hotel yang rada
minimalis tapi tetap nggak meninggalkan sisi nyaman. Dilihat dari koridor ruang
yang dipenuhi lukisan dan patung, saya langsung mengambil kesimpulan pemiliknya
pasti penikmat seni yang tidak setengah hati.
Sebagai penikmat kamar hotel di hari weekend, saya tergoda
untuk mencoba suite, karena ternyata harganya tak jauh dari kamar superiornya
hotel bintang 3, Rp 475 ribu. (Harga tahun 2014).
Untuk mengetahui harga ter-update Jangga House silakan klik Traveloka.
Kamarnya ternyata lebih luas, terletak di lantai dua dengan
jendela yang menghadap langsung ke arah kolam renang. Di dalam ada sofa, single
bed, TV kabel, dan welcome drink plus buah-buahan segar. Wow!
Hanya saja sarapan di hotel ini tidak se-luxurios kamarnya.
Setiap menginap, tamu disuguhi menu yang sama, nasi goreng, soto mie, dan roti
bakar. Dan kalau sudah terlambat sarapan (mendekati pukul 10.00), saya hanya
bisa menikmati roti bakar dengan dua macam olesan, plain butter dan strawberry
jam, maklum saja, soto mie dan nasi gorengnya sudah dingin, tak lagi
ternikmati.
Tapi walau bagaimana pun, hotel ini seperti surga untuk
pekerja keras yang suka cari tempat tidur nyaman sesekali seperti saya. Ibarat
menemukan oase di sumpeknya Medan, karena awalnya saya mengira hotel ini
sekelas hotel melati yang menyediakan fasilitas standar yang kebersihannya pun
ala kadarnya. (*)
Comments
Post a Comment