Galau itu kalau 24 jam rasanya nggak cukup untuk
menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Nggak punya waktu buat nulis blog,
boro-boro ngurus diri sendiri. Dan yang paling menohok itu kalau ada yang
komentar, “Baru juga anak satu, masa gitu aja nggak sempat.” Saya diam aja,
tapi hati dan pikiran saya blingsatan.
Anak saya memang baru satu, tapi rumah dan seisinya sudah
seperti anak-anak yang lain buat saya, jadilah bagi saya, anak saya sebenarnya
ada lima! Dalam hati saya yang blingsatan sebenarnya saya mencoba mencerna, apa
saya memang kurang greget mengurus anak, suami, dan rumah ini?
Tanpa membantah, beberapa waktu lalu saya mencoba untuk
meningkatkan intensitas kerja. Memang masih banyak kekurangan, tapi paling
tidak saya berhasil membersihkan rumah, hal yang sulit sungguh saya lakukan di
sela-sela kegiatan sebagai ibu dan istri. Puas banget, seketika itu saya pikir
saya mungkin memang kurang greget. Tapi dua hari setelahnya, bam!!... Saya
tumbang, sakit, badan sepertinya belum siap menerima perintah kerja lembur dari
otak.
Ketika sakit itu datang, yang diserang bukan cuma badan.
Hidung yang meler terus menerus rasanya nggak sebanding dengan tingkat
emosional seseorang. Perasaan ingin ditanya suami, diperhatiin, atau ditawarin
pijit, kayaknya bisa menjadi obat yang paling mujarab. Sedih banget kalau itu
nggak bisa didapat, karena sebuah atau banyak alasan lain.
Tapiii… Ketika seorang ibu sakit, coba deh perhatikan.
Meja makan kosong, lantai kotor, bahkan air minum habis di galon pun nggak ada
yang ganti. Efeknya seisi rumah bisa ngerasain. Makan telat dari jam biasanya,
baju juga belum disetrika, bahkan berangkat kerja pun jadi terlambat.
Praise your self mothers! Tanpa pujian pun, semua orang
tahu betapa vitalnya kehadiran kalian di rumah. Meski tidak ada yang selalu sempurna,
mungkin masakan kurang enak, rumah berantakan, dan anak kadang tidak terkontrol
jam mainnya. Tanpa kalian hidup anak dan suami akan berantakan.
Di saat sakit, ibu juga masih bekerja, meski gerakannya
lamban dan sering terganggu dengan rasa sakit. Lagi-lagi praise your self!
Tidak semua orang dibekali hati seperti singa namun tetap luas dan teduh
seperti lautan.
Untuk semua ibu, mungkin beberapa hal ini perlu
dicermati. Ini juga reminder penting untuk saya.
1. Ibu nggak boleh sakit.
Setiap anggota rumah bisa kapan saja
kena sakit, tapi kalau ibu yang sakit, bahaya. Syukur cuma pusing biasa, tapi
kalau ibu harus bed rest, mau nggak mau rumah berlakukan status siaga 1.
Siap-siap kelaperan dan cari makan sendiri di luar, hehehe.
2. Makan Sehat
Makanya
ibu harus sedia vitamin yang cukup. Kenali kebutuhan badan. Kalau saya asal
makan sayur, buah, dan madu, sebenarnya udah cukup banget. Tapi kadang harus
saya tambah susu kalau tangan dan kaki udah mulai sakit semua.
3
3. Be Happy
Ibu
harus happy. Bahagia itu dari dalam diri sendiri, bukan dari anak dan suami,
keluarga atau teman. Mereka hanya factor penunjang (meski sebenarnya penting
juga sih). Lakukan apa yang disukai, seperti nonton, nulis blog, menggambar,
olahraga, salurkan hobi apapun, bahkan makan es krim atau coklat (perhatikan
jumlah pemakaian ya Bu, kalau kebanyakan bahaya buat lemak, hehehe). Bahagia
itu wajib buat ibu-ibu seperti kita. Kalau kita happy, maka seisi rumah pun
happy, perut kenyang, nyaman, dan tidur pun enak.
4 4. Masih Sakit?
Kalau
ibu masih sakit juga, lihat aturan nomor 1. Hehehe, sebaiknya segera cari
pertolongan ke dokter, supaya cepat sembuh, cepat bahagia lagi dan seisi rumah
juga bahagia.
5
5. Untuk Suami : Tolong Bahagiakan Istri Anda
Aturan
ini sebenarnya saya tulis untuk semua orang yang ada di sekitar ibu, terutama para suami. Please, bahagiakan istri Anda. Sekadar pertanyaan, “Sudah
makan beib? Kamu sakit apa? Apa yang bisa aku bantu?” Itu udah sssssangat
meringankan beban istri Anda yang bahkan sering lembur, bekerja dalam 24 jam.
Syukur-syukur Anda mau menghadiahkan sebuah pelukan atau kecupan di dahi. Rasa
capek luar biasa bakal luruh seketika, dan tak berapa lama kemudian, mungkin masakan
favorit Anda sudah terhidang di atas meja.
![]() |
Suatu hari ketika saya dan si kecil berbincang. Dia tak pernah berhenti bertanya, baginya saya tahu segalanya, dan saya selalu ada untuknya. |
Mungkin Anda merasa lemah dan belum sempurna, seperti apa
yang sering saya rasakan. Tapi ada sosok yang selalu menganggap Anda manusia
paling hebat di dunia. Dia adalah anak Anda. Ini mungkin bukan rahasia lagi.
Banyak ibu yang mengatakan tentang betapa hebatnya sosok dia di mata anaknya. Saya pun
membuktikannya.
Saat saya berjibaku dengan penyakit flu kemarin, anak
saya menatap saya sedih. “Mama cepet sembuh yaa.. “ Tangannya mengusap anak
rambut saya. Dan..tanpa saya perintah, dia berlari kecil mencari kotak tisyu
dan membawakan beberapa helainya untuk saya.
….
….
Saya nggak bisa berkata apa-apa lagi, air mata pun jatuh tak tertahankan. Sontak saya peluk
tubuh mungilnya dan membisikkan kata terima kasih padanya berkali-kali.
Saya pikir saya belum menjadi ibu yang baik untuk dia,
tapi ternyata bagi dia saya adalah segalanya. Terima kasih ya Nak!
Comments
Post a Comment