Assalamualaikum Bapak..
Apa kabar Bapak di sana? Semoga Allah selalu melindungi
Bapak. Pak, kemarin aku lihat anakku riang banget main sama ayahnya. Tiba-tiba
kok aku pengin nangis ya, aku ingat Bapak.. Kita nggak pernah main sampai
segitunya ya Pak. Entah kenapa.
Padahal kata Mamah aku satu-satunya anak Bapak yang
selalu Bapak gendong waktu bayi. Aku juga yang paling mirip sama Bapak.
Mungkin nggak perlu dijelaskan kenapa kita selalu jauh,
karena itu akan mengabiskan kata dan mungkin membuat kita sama-sama sedih. Aku
mungkin nggak dekat dengan Bapak. Tapi tahukah Bapak, setelah Bapak pergi yang
tersisa di sini cuma kenangan indah.
Semua tentang Bapak masih terngiang di benakku, bahkan
ingatan itu jauh lebih indah. Senyum Bapak, gaya bicara yang lemah lembut, dan
suara Bapak mengaji. Dan sekarang, senyum itu sering aku lihat di wajah anakku.
Masya Allaah..
Mungkin Bapak bukan guru mengaji terbaik untukku, atau
orang yang pertama aku datangi ketika ingin curhat. Tapi Bapak orang yang
selalu ada untukku.
Masih ingat ketika mengantar aku nonton film Pak? Saat
itu lagi pengeen banget bisa nonton film “Home Alone”. Tapi tidak ada yang bisa
mengantar. Akhirnya Bapak memutuskan menemaniku nonton. Aku puas nonton, tapi
aku kesal karena Bapak tertidur sampai mendengkur di bioskop.
Astaghfirullaah..
Maaf ya Pak, pasti Bapak capek kerja, karena itu tertidur.
Aku muda yang masih gampang merajuk sering sekali
membencimu karena satu dua hal yang tidak sempurna pada dirimu Pak. Maafkan aku
Bapak. Aku sungguh keterlaluan.
Tahukah Bapak, banyak orang bertanya tentang Bapak ketika
Bapak pergi. Mereka nggak mengenal Bapak, tapi herannya mereka kehilangan
Bapak.
“Bapak selalu tersenyum saat kita papasan,” kata orang
lewat, entah siapa.
“Bapak selalu kasih saya sedekah,” kata seorang pengemis
yang selalu datang di hari Jumat.
“Waktu itu hujan, Bapak memberi saya tumpangan pulang,”
ujar seorang wanita, yang mengaku pernah bertemu Bapak di jalan, entah siapa.
Orang-orang yang tidak kami kenal datang dari berbagai
penjuru ke pusara Bapak, mereka mengucapkan kata-kata doa untuk Bapak. Ketulusan
Bapak membawa berkah untuk Bapak.
Tidak banyak petuah dan nasihat yang Bapak ucapkan secara
langsung pada kami, anak-anak Bapak. Tapi apa yang kami lihat dari sini sudah
cukup untuk mengajarkan kami banyak hal.
Sehat selalu ya Pak, titip rindu kami pada Mamah. Doa
kami menyertai Bapak dan Mamah di sisi Allah. Kalian mungkin tiada, tapi selalu
ada di benak dan hati kami.
Sedih aku bacanya. Untuk siapapun yang masih bersama bapak. Begitupun saya yang masih. Jangan pernah sia°kan waktu bersama mereka.
ReplyDeleteTerima kasih komentarnya, maaf baru membalas.. Setiap saya membaca ini pun rasanya saya masih ingin mengangis..
Delete