Keluarga Jeprat-jepret

MOTRET - Si Kecil memperhatikan papanya memotret sebuah mainan dengan menggunakan kamera Olympus Pen EPL6.

Kami sekeluarga hobi kamera. Saya beruntung memiliki suami yang fasih memegang alat penangkap cahaya itu. Belajar sedikit-sedikit, dibekali gadget lumayan canggih yang kini bisa didapat dengan harga terjangkau, dan.. cekrek! Jadi deh foto keren.

Saya pernah belajar lebih serius dengan kamera Canon D1000 dan D450, kamera low end untuk pemula. Sebagai emak-emak, kemampuan fotografi saya jelas menurun, karena jarang bawa kamera.
Tapi sebenarnya skill seperti itu perlu juga diasah, apalagi kalau memang punya feel dan bakat. Nggak menutup kemungkinan kan bisa terima orderan foto wedding.. Hahaha.. (ngayal.com).

Saking hobi foto, setiap travelling kami nggak pernah lupa bawa kamera. Suami saya hampir selalu membawa dua kameranya, Olympus Pen EPL6  dan Kogan action cam, plus menggunakan kamera HP Xiaomi Redmi 4. Kameranya yang berdaya 13 megapiksel nggak kalah canggih dengan kamera-kamera DSLR lain.

Hal ini yang menurut suami saya, membuat Xiaomi kerap jadi "senjata" kedua bagi para fotografer. Apalagi, harga HP seperti Xiaomi memang relatif terjangkau kocek keluarga sederhana seperti kami.
Itu juga alasan saya nggak pernah lepas dari Xiaomi Redmi 3 milik saya. Buat saya agak repot rasanya kalau travelling membawa banyak kamera, cukup HP plus tongsis, lengkap sudah.

Kegandrungan kami pada kamera ternyata menular ke si kecil. Dia jadi hobi foto-foto. Nggak bisa lihat Xiaomi saya nganggur, disambarnya untuk mengambil foto atau video.

Untung saja ada fitur child mode, yang melindungi HP dari tangannya yang suka main pencet.
Memang betul istilah "Buah jatuh nggak jauh dari atapnya". Anak kita akan meniru apa yang kita lakukan. Terkadang pengaruh gadget bisa positif juga untuk anak, sepanjang kita bisa mengarahkan ke hal yang baik juga.

Anak saya yang umurnya masih 3 tahun ini suka pegang HP, tapi dia jadi belajar memotret yang baik. Meski tangannya masih goyang, dia sudah lebih fokus membidik objeknya.

HUNTING - Hasil jepretan saya di Kota Tua. Foto diambil beberapa waktu lalu.

Di kala malas jalan jauh saat liburan, kami sering hunting foto di sekitar rumah. Kebun, taman, dan serangga sering menjadi obyek. Begitu juga jalan raya yang padat, kendaraan, atau hanya sekedar mengejar fajar yang menyingsing di balik atap rumah.

Setelah itu kami mengedit dan tak jarang posting foto terbaik lewat Instagram atau Blogger. Aplikasi editing di Google Play pun banyak dan nggak kalah seru dengan software editan foto profesional.
Saya biasa memakai Snapseed, yang membuat foto kelihatan lebih indah dari aslinya, ditambah berbagai efek-efek blur, dramatis, tajam, atau retro, hampir semua bisa.

Waah, lama kelamaan, semua peralatan hardware dan software mahal fotografer mungkin hanya tinggal nama.

Fotografi kini nggak lagi jadi hobi mahal yang suka dibangga-banggakan mereka yang punya kamera ratusan juta. Emak-emak berdaster seperti saya juga bisa mempelajarinya, hehehe.(*)

Comments