Sehat Tanpa ASI, Bisa Nggak Ya..

Tak terasa anakku Adnan usianya sudah 3,5 tahun. Alhamdulillah ia tumbuh sehat, lucu, dan pandai. Padahal tiga tahun lalu ia tidak mendapatkan hak ASI yang cukup. Karena kondisi fisik yang tidak memungkinkan, ASI saya sangat sedikit. Hanya keluar 100-150 ml per hari. Itu pun hanya berlangsung setengah bulan.
Makin lama produksi ASI makin menurun. Saya makin mellow, setiap memandang wajahnya yang lucu saya malah sesenggukan. Setiap saran dari keluarga dan teman saya coba ikuti. Tapi tak kunjung ada hasil.
Saya pun semakin mellow. Apalagi setelah mencari berbagai informasi tentang ASI. Semua memang maksudnya baik, ASI mutlak dibutuhkan bayi baru lahir. Namun sayangnya jarang ada yang  memberikan solusi yang menenangkan. 

Foto : Ist

Setiap cerita tentang kondisi saya ke orang lain, kebanyakan mereka memang memberi masukan yang baik. "Coba begini.. Begitu.." Tapi kadang ada juga yang membandingkan saya dengan ibu lain yang lebih beruntung. Jujur aja, saya merasa kecil hati mendengarnya. Ciut.
Kondisi saat itu memang tidak mendukung saya. Minim sekali info klinik laktasi di kota kelahiran Adnan, dan sulit mencari ibu susu. Tidak semua ibu mau membagi ASI-nya untuk bayi lain, meski ia kenal baik si ibu bayi yang sangat butuh ASI itu. Saya coba lagi mencari informasi tentang gerakan donor ASI di kota itu, pun hasilnya nihil.
Menyesal juga rasanya, terlambat mengetahui Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Calon ibu seharusnya sudah merawat kesehatan payudaranya sejak semester kedua, bahkan ada juga yang bilang sejak mengetahui dia hamil.
Perjuangan saya akhirnya berhenti setelah suami membesarkan hati saya. Ada saja ibu yang bernasib seperti saya, tidak ada manusia yang sempurna betul. Yang sempurna itu cuma Allah. Begitu kurang lebih katanya.
Saya pun perlahan mulai optimis. Kalau memang saya tidak mampu memberi ASI, saya harus bisa memberikan Adnan nutrisi lain yang tak kalah baiknya selepas ia berusia 6 bulan. Saya hanya berbekal keyakinan dan doa, semoga Adnan tumbuh jadi anak sehat yang mau makan makanan apa pun yang bernutrisi. Dan yeaay.. Berhasil.. Adnan makan lahap setelah usia 6 bulan. Saya berupaya memberinya nutrisi lengkap, bayam, brokoli, ati ayam, jagung, wortel, kacang merah, tomat, jeruk, pisang, dan masih banyak lagi.

Foto : Ist.

Untungnya lagi, Adnan mengonsumsi susu Bebelac dari lahir. Banyak yang bilang susu formula memang membuat badan bayi berisi dan sehat-meskipun ASI tetap yang terbaik.
Berat timbangan Adnan memang sangat meyakinkan. Usia 4 bulan beratnya sudah mencapai 6-7 kg. Banyak yang mengira ia anak ASI lho hehehe..
Sesekali saya memberi minum madu dicampur air. Dan kebiasaan itu mulai rutin semenjak ia berusia 1,5 tahun. Saya pun coba menggunakan Madu SBA Balita. Sekitar 1 sendok teh dicampur dengan air putih biasa sebanyak 4-5 sendok makan.  Karenanya Adnan jadi jarang sekali sakit.
Kl alpa sebentar saja minum madu, misal seminggu atau lebih, wah.. Bisa runyam deh... Adnan jadi gampang ketularan pilek. Ditambah-tambah, anak saya ini juga punya alergi terhadap debu dan dingin.
Pesan moralnya, ASI tetaplah penting bagi pertumbuhan bayi.   Namun tak bisa dipungkiri juga, kasus ibu yang tidak bisa mengeluarkan ASI seperti saya juga ada. Meski demikian anak kita tetap bisa tumbuh dengan optimal kok, asal nggak kurang susu formulanya, cukup makanan bergizi dan dijaga kebersihannya. Demikian yang saya baca di berbagai sumber, dan tentunya sudah saya praktekin di rumah. Tetap semangat ya Buibu.. Happy parenting dan jangan lupa bahagia.. :)

Comments