Anak Pertama Kali ke Dokter Gigi? Ini 5 Tips Biar Si Kecil Nggak Cranky

Si Kecil diperiksa dokter. Diperlukan dokter yang ramah dan persuasif agar si kecil nyaman. 



Pernah nggak sih merasa takut ke dokter gigi? Sampai sekarang aja, sampai sudah setua ini saya masih suka gentar lihat peralatan dokter gigi, apalagi kalau dengar suara bornya. Hadeeh… ngiluuu.. Padahal gigi saya belum diapa-apain.

Nah, gimana kalau si kecil tiba-tiba giginya berlubang. Nah lho, padahal dia belum pernah ke dokter gigi. Awalnya saya yang panik duluan. Takut, kalau dia bakal takut. Takut, kalau dia cranky di tempat dokter, daaan… berbagai rasa takut lainnya.

Eit, meski takut atau ragu, nggak usah kita tunjukin di depan anak kali ya. Sebisa mungkin kita tetap ceria. Karena, pengalaman saya semakin saya menunjukkan rasa takut, si kecil pun ikut-ikutan takut, bahkan takutnya lebih akut.

Mengenalkan sesuatu untuk yang pertama kalinya memang kadang butuh trik khusus. Nah, ini yang saya coba lakukan ketika si kecil harus dibawa ke dokter gigi.

1. Survei dokter gigi yang cocok untuk si kecil

Kalau sudah punya langganan dokter yang baik, itu bagus banget. Tapi kalau agak picky atau nggak bisa sembarang dokter seperti saya, mungkin lain cerita.

Yang saya lakukan pertama kali adalah browsing di Google, mencari dokter terdekat plus lihat reviewnya. Setelah itu akan saya kunjungi untuk mengetahui langsung tempatnya.

Saya juga menelepon, untuk mencari info sebanyak-banyaknya, tentang jam praktek, dokternya siapa, apa bisa melayani pasien anak kecil, dan lain sebagainya. Dari sini saya juga bisa menilai bagaimana pelayanan klinik atau rumah sakit tersebut.

O yes, akhirnya pilihan saya jatuh pada sebuah klinik kecil yang nyaman, dengan perawat yang ramah, dan dokter yang tak kalah ramah.

Dokter memberi dia waktu untuk mengamati ruangan, mencoba kursi pasien, dan melihat-lihat peralatan dokter.


2. Sampaikan pada dokter keadaan sesungguhnya

Sebelum dokter melakukan perawatan, saya menjelaskan bahwa ini adalah pertama kali si kecil ke dokter. Boleh juga sih meminta dokter untuk lebih ramah, hati-hati, dan lebih persuasif. Dokter yang ramah dengan anak akan sangat membantu menenangkan hati anak.

3. Bawakan mainan kesukaan anak

Saya merasakan kegelisahan si kecil ketika mau berangkat ke dokter. Karena itu saya izinkan ia membawa mobil mainan kesukaannya. Beberapa permintaannya pun saya turuti, termasuk ketika ia meminta saya memotretnya saat sedang diperiksa. Ok deh Nak, asal nggak minta mainan baru aja ya.. hehehe..

4. Briefing si kecil sebelum berangkat

Ini sangat penting untuk dilakukan, agar ia lebih paham dan lebih tenang. Serta untuk mengurangi risiko cranky di tengah jalan. Saya menjelaskan apa yang kira-kira akan dilakukan dokter, dari mulai membuka mulut, apa yang diperiksa, dengan alat apa, dan nantinya apa yang akan dilakukan pada giginya yang sakit.

Yang sedikit sulit adalah ketika dia bertanya, “Sakit nggak Ma?” Butuh beberapa detik sebelum saya menjawab. “Mungkin akan ada sedikit rasa sakit Nak, tapi setelah itu tidak sakit lagi. Akan lebih sakit lagi kalau kamu tidak ke dokter sekarang,” Saya menjawabnya dengan jujur dengan tetap sumringah, dengan harapan pengalaman kali pertamanya ini akan membuatnya lebih kuat dan tegar.

Karena sudah pernah saya ajak menemani saya konsul gigi, si kecil jadi lumayan tenang.


5. Jangan menakut-nakuti anak

Kenapa anak merasa takut terhadap sesuatu? Salah satunya menurut saya karena ia sering ditakut-takuti. Saya membriefing si kecil untuk ke dokter gigi sejak ia kecil. Saya selalu mengajaknya ikut saat saya periksa gigi. Saya bercerita tentang bagaimana dokter merawat gigi saya, dan dia pun mendengarkan dan mengamati ruang dokter dengan seksama. Rasa sakitnya pun saya ceritakan, termasuk ketegaran dan keberanian saya menghadapi rasa sakit.

Meski masih ada rasa takut ketika datang untuk pertama kalinya, paling tidak ia sudah pernah berada di ruang dokter gigi. Sudah pernah melihat peralatannya, ngobrol dengan dokternya, dan melihat mamanya sendiri menjadi pasien.

Dan hikmah penting setelah pergi ke dokter gigi adalah, anak jadi rajin sikat gigi dan lebih peduli dengan kesehatan giginya. Yaah.. setidaknya dia mengerti dan mengikuti perintah emaknya untuk kumur usai makan coklat. Nggak mau sakit gigi lagi kan Nak..?

Comments