Kalau dulu, meninggalkan Jakarta untuk tugas di kota lain,
saya biasa saja, senang malah, karena lepas sejenak dari hiruk pikuk kota besar
yang menyesakkan kepala.
"Ke Jakarta aku kan kembali.. Walaupun apa yang kan terjadi." Lagu Koes Plus yang selalu didendangkan mendiang ayah saya ini menyelipkan rasa rindu yang aneh di hati. Rindu sangat dengan sudut kecil di
tengah sebuah kafe di tengah keramaian kota.
Dengan gemerlapan lampu kota yang kerap dilihat dari atas
jembatan penyeberangan orang saat pulang dari kantor. Gedung-gedung pencakar langit, kemacetan yang mengular, kafe-kafe
kopi yang hidup sampai hampir tengah malam, pelosok kampung Betawi yang riuh, dengan makanannya yang enak-enak dan warganya yang
ramah.
Kota ini pun menyimpan berbagai tempat wisata yang epik dan
menarik. Satu yang tak pernah bosan saya kunjungi sebagai penikmat sejarah,
yaitu kawasan Kota Tua. Jakarta lewat wisata Kota Tua-nya menceritakan kepada
saya, kondisinya ribuan tahun silam.
Beberapa objek wisata bersejarah yang terdapat di kawasan
itu antara lain, Museum Bank Indonesia, Museum Wayang, Museum Fatahillah,
Museum Seni Rupa dan Keramik, Toko Merah, Café Batavia, dan Stasiun Jakarta
Kota.
Kota Tua Jakarta. |
Para turis berswafoto, hunting foto, menikmati keindahan
bangunan kuno, makan di kafe, dan berkeliling kawasan dengan sepeda ontel yang
disewakan.
Dan rasanya tak lengkap pergi ke Kota Tua, jika tidak
ikut bus wisata berkeliling Jakarta. Bus Wisata Jakarta ini memiliki 6 rute.
Kami kebetulan ada di bus dengan rute History of Jakarta, yang melintasi Museum
Bank Indonesia, kawasan Kota, dan Mesjid Istiqlal.
Di kesempatan yang lain saya pun mengunjungi Taman Mini
Indonesia Indah. Melihat replika Indonesia lewat anjungan-anjungan rumah adat.
Tak habis dalam sehari mengunjungi Taman Mini. Karena di tempat seluas kurang
lebih 150 hektar ini terdapat berbagai museum, seperti Museum Bayt Al Quran dan
Museum Istiqlal, Museum Transportasi, Museum Olahraga, Museum Perangko, Museum Indonesia,
dan Museum Keprajuritan Indonesia.
![]() |
Museum Transportasi TMII |
Wisatawan juga bisa mengunjungi berbagai tempat rekreasi
seperti Teater Imax Keong Emas, Taman Legenda Keong Emas, Snow Bay Water Park, Istana
Anak-anak, dan yang terbaru, Sky World, sebuah wisata edukasi dunia luar
angkasa.
Memang baru dua tempat yang saya kunjungi. Itu saja rasanya
belum cukup jika diceritakan hanya dalam 1-2 lembar tulisan saja. Masih ada Monas, Dunia
Fantasi, Ancol, Kepulauan Seribu, Ragunan Zoo, Taman Ismail Marzuki, Taman
Benyamin SAueb dan masih banyak lagi.
Tapi, lepas dari tempat wisata, Jakarta kini memang
berbeda dari beberapa tahun lalu. Kota ini memang masih penuh sesak, kemacetan
masih menjadi pemandangan sehari-hari.
Namun perlahan Jakarta menampilkan wajahnya yang lebih
segar. Penampilan yang membuat beberapa orang, yang kebetulan melintas,
berhenti sejenak, lalu mengeluarkan ponsel berkamera untuk mengabadikan apa
yang ia lihat. Atau sengaja membawa beberapa orang teman untuk berswa foto di
sana.
Beberapa spot di Jakarta yang diperbarui ini memang
keren, membawa citra positif kota besar ini menjadi kota yang smart, modern dan
instagramable. Coba saja kunjungi Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di GBK,
JPO Sumarno di Penggilingan, JPO Senayan, Jelambar Barat.
Dan coba nikmati pemandangan malam di JPO tanpa atap di
kawasan Jalan Sudirman. Bahkan foto dan
cerita di dalam MRT pun jadi sebuah postingan yang akan disukai banyak pengguna
social media. Belum lagi cerita tentang banyak tempat wisata kuliner yang
menggoyang lidah dan menaikkan timbangan.
Penataan kawasan ini juga diiringi dengan hadirnya
berbagai event seni dan budaya yang menarik animo warga. Ah.. Setiap sudut kota ini selalu punya catatan
tersendiri di hati saya.
Sebuah catatan yang tak cukup ditulis dalam sehari atau
dua hari. Sebagai warga yang lahir dan besar di Jakarta, aneh memang jika tidak
tahu sama sekali tentang kotanya. Eksplorasi Jakarta mungkin akan menjadi
agenda besar travelling di akhir tahun.
Berkeliling Jakarta, menikmati suasana, destinasi wisata,
dan berbagai fasilitasnya selama beberapa hari, mengapa tidak? Saya tidak perlu
pusing dengan penginapan, karena ada OYO Hotels Indonesia, jaringan hotel yang
memberikan informasi hotel nyaman dengan harga yang relative terjangkau.
Mengapa harus lewat OYO? Karena OYO terhubung dengan
hotel-hotel di 123 kota/kabupaten di Indonesia. Termasuk juga di kota besar
seperti Jakarta. Berbagai macam hotel tersedia, dari yang mewah hingga hotel yang murah ada di Jakarta.
OYO, yang berasal dari India ini sudah terhubung ke lebih
dari 500 kota di delapan negara. Mereka memiliki 13.000 hotel dan 3.000 rumah
sewa. Sedangkan jumlah kamar yang dimilikinya sekarang kurang lebih 450.000
unit.
Pada hotel yang bekerja sama dengan OYO diberlakukan
persyaratan, fasilitas kain seprai putih panjang, wi-fi, sarapan gratis, dan
kamar mandi yang bersih. Uwuu.. pas, cocok banget untuk traveller kayak saya
yang senang ngebolang.
So, please OYO Hotels Indonesia, saya senang sekali kalau
dapat diskon 70 persen menginap di salah satu hotelnya. Definitely, akan saya
gunakan untuk eksplor tanah kelahiran saya ini, dan menuliskannya dalam catatan
saya. Semoga nantinya bermanfaat.
Comments
Post a Comment