Di sebuah kota besar yang sangat sibuk, seorang gadis
cilik mencari orang yang bisa bercerita. Ibunya terlalu sibuk di dapur, ayahnya
asyik membaca koran. Kakaknya sedang bermain kriket. Tetangganya pergi belanja, bahkan
gurunya lebih memilih mengajaknya mengerjakan soal hitungan.
Cerita-cerita yang disajikan pun berbobot, baik bagi pembentukan karakter, pengembangan wawasan dan pengetahuan anak. Kita bisa memilih jenis cerita apa yang Ini bisa dilihat dari tag adat label yang menempel pada cerita, seperti science, community, animals, family & friendship, nature, problem solving, adventure, critical thinking, dan mighty girls.
Ada level atau tingkatan kesulitan bacaan yang juga bisa dipilih sesuai dengan usia dan kemampuan baca anak. Dimulai dari yang paling mudah, My First Book, lalu level 1, 2, 3, 4, dan 5.
Asah Kemampuan Bahasa
Pengalaman membaca lewat Let's Read menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan selama situasi pandemi Corona ini. Ketika anak tidak bisa bertemu teman-temannya, tidak bisa bermain di luar, penggunaan gadget untuk bermain tak bisa lagi dihindarkan.
Meski demikian pemakaiannya tetap saya batasi dan kontrol. Karena itu, konten yang dilihat pun harus diseleksi. Hadirnya perpustakaan digital seperti Let's Read ini membuat hati orangtua seperti saya lebih tenang. Apalagi kini Let’s Read banyak menambah cerita-cerita baru setiap harinya.
Di tengah kesibukan semua orang, ia bertemu dengan
seorang gadis muda yang bersedia meluangkan waktu untuknya. Gadis muda itu
bercerita tentang apa saja. Begitu memukau dan menghanyutkan.
Tak lama teman-temannya datang, lalu seluruh kelas ikut dengar
cerita setiap hari. Guru-guru, anak-anak sekolah lain, bahkan yang belum
bersekolah pun datang.
Dan mereka pun belajar memintal cerita, menenun dan
menyulam cerita, memasak cerita, menerbangkannya seperti layang-layang di
langit biru. Dan akhirnya semua orang di kota yang sibuk ini pun senang
bercerita dan mendengarkan cerita.
Kisah bertajuk City of Stories atau Kota Aneka Kisah yang
saya kutip dalam aplikasi Let's Read ini membuat saya terhenyak dan haru. Si kecil yang
biasanya tak bisa diam kalau dibacakan cerita, kali ini rapat merebahkan
tubuhnya ke saya sambil menyimak.
Membaca cerita ini membawa saya menemukan refleksi diri.
Betapa sejak kecil saya menyukai cerita. Buku sejak dulu, adalah jendela dunia
yang membuat saya terbang mengelilinginya tanpa beranjak dari tempat duduk.
Dan kini saya membacakannya untuk si kecil. Senang
melihatnya tak berhenti bertanya tentang hal-hal baru yang dia dengar dari
cerita. Mengenal budaya, bahasa, dan kisah dari negeri yang belum pernah ia
kunjungi. Hingga puncaknya, ia tertarik untuk mengeja huruf demi huruf cerita
yang ia senangi.
Bagi saya, buku dongeng adalah salah satu pintu masuk yang
efektif untuk menarik minat baca anak. Kisah yang menarik dibalut gambar nan apik akan
menstimulus otak anak untuk mulai mengenal huruf dan mengeja. Selain itu
pengalaman membaca akan membawa daya imajinasinya terbang tinggi, menambah
wawasan dan kosakata bahasanya.
Namun, bagi anak yang super aktif seperti si kecil, butuh
sebuah proses panjang untuk mengenal dan menyukai dongeng. Ini beberapa tahapan
yang kami lalui untuk menarik minatnya membaca.
1. Menarik
perhatiannya lewat hobi
Si kecil sangat menyukai mobil-mobilan. Entah berapa buku
cerita yang saya beli, tidak akan lama disentuhnya. Setelah sekali dibacakan,
selepas itu ia akan berpaling lagi ke mainan mobilnya. Saya coba untuk
mengajaknya membaca buku bersama sebelum tidur, eh.. malah ia yang menarik saya
main mobil-mobilan.
![]() |
Arahkan bahan bacaan pada hal-hal yang disukainya. |
Saya dan suami pun memutuskan untuk mengikuti alur
permainannya. Kami mengganti buku cerita kartun dengan buku atau majalah
tentang otomotif. Ia pun mulai tertarik, meski hanya “membaca” gambarnya saja.
Namun lama kelamaan ia mulai mengeja huruf-huruf yang membentuk kata merk-merk
mobil, seperti “Honda”, “Toyota”, “Subaru”.
2. Bercerita
dengan suara lantang dan memikat
Nah, untuk menarik perhatiannya pada cerita, saya pun
harus all out. Termasuk belajar story telling. Dengan kemampuan pas-pasan, saya
nekad saja membaca, yang penting bersuara lantang, mencoba menirukan suara
binatang, anak-anak, orangtua, dengan gaya yang saya nikmati dan ternyata ia pun
suka. Saya dan suami merekam beberapa cerita yang bisa diperdengarkan kembali.
Kami memilih buku dengan gambar dan cerita yang lucu.
Awalnya, ia selalu memilih cerita tentang mobil, lama-kelamaan ia mulai
menyukai cerita binatang, karena ia pun penyuka kucing.
3. Orangtua
memberi contoh
Ayah dan ibu adalah sosok role model bagi si kecil, maka
saya dan suami pun harus memberi contoh. Menunjukkan ketertarikan pada buku,
khususnya buku-buku anak, itu hal yang sebaiknya dilakukan. Bersama meluangkan
banyak waktu untuk membaca, ketimbang bermain game atau menonton televisi.
![]() |
Mengajaknya ke toko buku akan menarik minat anak untuk membaca. |
Karena saya dan suami sama-sama hobi baca dan menulis,
kami senang mengoleksi banyak buku, di antaranya majalah komik dan buku anak
serial petualangan. Kami menatanya rapi dalam rak-rak buku agar mudah diambil
dan sedap dipandang. Si kecil pun akhirnya ikut menikmati setiap kegiatan kami
dengan buku. Ia ikut beli buku, setiap kami pergi ke toko buku favorit,
mengoleksi buku kesukaan, dan minta dibacakan sebelum tidur.
4. Biarkan
si kecil nikmati proses belajarnya
Tidak bisa dipungkiri, terselip sedikit keinginan di hati
saya sebagai orangtua, agar si kecil lekas pandai membaca dan menulis. Namun
saya juga tahu, umurnya masih sangat belia, masih puas bermain, menikmati apa
yang ia sukai.
Saya memilih untuk tidak membebani proses tumbuh
kembangnya. Tuntutan dari luar itu ada dan tak jarang bikin galau. Sebut saja
seperti kewajiban untuk bisa membaca di jenjang pendidikan tertentu, dan lain
sebagainya.
Tapi bukankah lebih baik agar si kecil menikmati
prosesnya? Pada saatnya, dia akan senang belajar membaca, dan kami tidak akan
terlalu sulit mengajarinya.
5. Memilih bacaan berkualitas untuk si kecil
Kami menyediakan berbagai pilihan bacaan untuk si kecil
dan membiarkan ia mengeksplor apa yang ia suka. Namun ada kalanya, pilihan
bacaan itu pun harus diseleksi, menyesuaikan dengan karakter, usia, sisi moral
dan nilai edukasi yang bisa ia serap, dan tutur yang enak untuk dibaca.
Nah, ternyata susah-susah gampang memilih buku-buku
terbaik untuknya. Apalagi untuk anak yang aktif seperti dia, satu cerita pendek
rasanya tak cukup. Ia mulai memiliki selera sendiri. Cerita yang lucu dan
gambar yang penuh warna akan menarik perhatiannya.
Perpustakaan Digital Let’s Read
Dari sekian banyak cerita buku, akhirnya Let's Read menjadi
salah satu pilihan terbaik. Aplikasi perpustakaan digital yang bisa diunduh
cuma-cuma lewat smartphone ini sudah menjadi bagian hidup kami beberapa bulan terakhir.
Let’s Read diinisiasi oleh The Asia Foundations lewat
program Book For Asia. Perpustakaan digital ini membuka jendela pengetahuan
anak pada berbagai budaya di berbagai negara, kebanyakan dari Asia. Berbagai cerita dikumpulkan, yang kemudian diterjemahkan dalam beberapa bahasa
nasional maupun daerah. Ada 44 bahasa
yang bisa dipilih pembaca. Bahkan untuk Indonesia, tersedia juga pilihan bahasa
Jawa, Sunda, Bali, dan Minangkabau lho.
Cerita-cerita yang disajikan pun berbobot, baik bagi pembentukan karakter, pengembangan wawasan dan pengetahuan anak. Kita bisa memilih jenis cerita apa yang Ini bisa dilihat dari tag adat label yang menempel pada cerita, seperti science, community, animals, family & friendship, nature, problem solving, adventure, critical thinking, dan mighty girls.
Ada level atau tingkatan kesulitan bacaan yang juga bisa dipilih sesuai dengan usia dan kemampuan baca anak. Dimulai dari yang paling mudah, My First Book, lalu level 1, 2, 3, 4, dan 5.
Asah Kemampuan Bahasa
Bukan hanya untuk anak, Let’s Read ini juga ajang belajar
bagi orangtua. Yup, lewat Let’s Read saya belajar lagi beberapa bahasa yang sudah saya kuasai. Meski sebentar-sebentar saya harus buka lagi kamus di Google, hehehe..
Let’s Read mengingatkan saya pada metode belajar bahasa
Inggris saat saya kecil dulu. Karena sering dijejali buku cerita impor oleh
kakak, saya yang dulu masih di bangku SD jadi suka sekali pelajaran bahasa
Inggris.
Nah, kebiasaan ini pun saya coba tularkan ke anak saya.
Yang tadinya cuek, dia jadi mulai bertanya, tertarik dan mulai melafalkan.
Bahkan yang tidak saya duga, dia juga sangat menyukai cerita berbahasa Jawa,
bahasa asli daerah asal kami.
![]() |
Cerita "Poki Golek Omah" kesukaan si kecil. |
Sekarang dia pun mempunyai beberapa cerita favorit yang
tak pernah bosan diperdengarkan, dan banyak di antaranya cerita berbahasa Jawa. Salah satu cerita yang paling ia suka adalah
Poki Golek Omah.
Cerita yang ditulis Anisa Nada Sukmono ini bercerita
tentang perjalanan seekor kucing kampung bernama Poki yang mencari rumah untuk beristirahat.
Cerita yang sederhana dan sangat padu dengan ilustrasinya yang lucu. Apalagi jika dibacakan dengan logat Jawa yang fasih, si kecil tertawa terpingkal-pingkal setiap kali saya membacakannya.
Cerita yang sederhana dan sangat padu dengan ilustrasinya yang lucu. Apalagi jika dibacakan dengan logat Jawa yang fasih, si kecil tertawa terpingkal-pingkal setiap kali saya membacakannya.
Belajar Mencintai Budaya dan Menambah Pengetahuan
Si kecil tak hanya dapat mengembangkan imajinasinya
sambil belajar membaca, ia juga berkenalan lebih jauh dengan budaya dan tradisi
di negeri dan daerah yang belum pernah ia jajaki.
Ia jadi tahu, bajaj berasal dari India, di Sumatera Barat
juga ada batik, dan ada permainan tradisional bernama egrang di Jawa Barat.
Dari Let’s Read ia pun tertarik untuk mengetahui banyak ilmu pengetahuan
baru, mengapa di bumi benda selalu jatuh ke bawah, mengapa ada
malam dan siang, dan mengapa langit berwarna biru. Meski belum semua ia pahami betul tapi ia mendengarkan cerita saya dengan takzim.
![]() |
Salah satu kisah tentang virus corona, yang memberikan edukasi bagi anak. |
Satu hal lagi yang membuat saya salut, Let’s Read update
dengan berbagai situasi yang terjadi di dunia. Beberapa cerita tentang Covid 19
dipaparkan secara menarik dan edukatif.
Lewat cerita ini anak jadi mengerti apa itu virus Corona dan bagaimana caranya agar tidak tertular virus ini.
Lewat cerita ini anak jadi mengerti apa itu virus Corona dan bagaimana caranya agar tidak tertular virus ini.
Pengalaman membaca lewat Let's Read menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan selama situasi pandemi Corona ini. Ketika anak tidak bisa bertemu teman-temannya, tidak bisa bermain di luar, penggunaan gadget untuk bermain tak bisa lagi dihindarkan.
Meski demikian pemakaiannya tetap saya batasi dan kontrol. Karena itu, konten yang dilihat pun harus diseleksi. Hadirnya perpustakaan digital seperti Let's Read ini membuat hati orangtua seperti saya lebih tenang. Apalagi kini Let’s Read banyak menambah cerita-cerita baru setiap harinya.
![]() |
Membaca cerita Let's Read dari aplikasi smartphone. |
Senangnya melihat si kecil yang makin asyik dengan cara baru belajarnya. Saya rutin membacakan dongeng-dongeng dari Let's Read setiap menjelang tidur di malam hari, tapi kini di kala senggang kami pun belajar mengeja dari cerita pendeknya. Setiap hari akan selalu ada cerita baru, kosakata baru, wawasan dan pengetahuan baru.
Buat kami, senang rasanya terlibat lebih aktif dalam tumbuh kembang si kecil. Dengan aktivitas membacakan dongeng ini, bonding atau ikatan anak dan orangtua pun lebih kuat. Yuk Ayah Bunda, kita gerakan kegiatan literasi sejak dini ini dengan cara menyenangkan bersama Lets Read.. Unduh aplikasinya, dan nikmati keseruan belajar bersama si kecil.
Buat kami, senang rasanya terlibat lebih aktif dalam tumbuh kembang si kecil. Dengan aktivitas membacakan dongeng ini, bonding atau ikatan anak dan orangtua pun lebih kuat. Yuk Ayah Bunda, kita gerakan kegiatan literasi sejak dini ini dengan cara menyenangkan bersama Lets Read.. Unduh aplikasinya, dan nikmati keseruan belajar bersama si kecil.
Seru banget ya aplikasinya, jadi solusi menyediakan bahan bacaan untuk anak
ReplyDeleteIya mbak, seru.. si kecil jadi ketagihan minta diceritain terus.. salam kenal ya mbak..
Delete